Skip to main content

Sinopsis Bloody Heart Episode 2 full


Seekor burung gagak berdiri diatas tumpukan mayat, tengah mematuk mayat. 

Jung berjalan dengan wajah pucatnya, menuju tumpukan mayat itu. Saat dia hampir sampai, Jin Sa datang mencegahnya. 

Jin Sa : Seharusnya kau sudah mati. Bagaimana jika orang mengenalimu? Jangan kemari! 

Jung : Setidaknya aku harus mengambil jasad orang tuaku. Bagaimana mereka bisa beristirahat jika tubuhnya tak dikubur? 

Jin Sa : Kemungkinan burung gagak telah merusak jasad mereka. Jika kau datang ke ibu kota karena dibutakan oleh balas dendam, pergilah sekarang juga. 

Jung marah, lalu siapa target balas dendamku? Pejabat berkuasa yang menghancurkan keluargaku demi memusnahkan Sarim? Atau mungkin Paduka Raja yang menjebak ayahku demi melindungi Putra Mahkota? Siapa yang harus menjadi  Sekarang, Jung dan Seja bertemu lagi setelah mereka dewasa. Setelah Seja menjadi Raja. Lalu kita mendengar narasi Raja dan Jung. Raja : Tapi aku akan hidup. 

Aku akan hidup dan menyiksa pelaku yang membantai orang-orang yang kusayang. Jadi, kumohon, tetaplah hidup. Tolong tetap hidup dan jadilah kuat. 

Jung : Aku akan memilih untuk hidup, Tuan. Kau menyelamatkanku dari kematian dan aku akan memanfaatkan hidupku kali ini untuk membantu mereka yang membutuhkanku. Raja dan Jung berjalan-jalan di tengah jalan yang disekelilingnya dipenuhi bunga. Jung : Aku sempat mengira kau tak datang hari ini. 

Raja : Maka kau seharusnya pergi. Itu yang selalu kukatakan. 

Jung : Tapi, kau selalu datang. Jung pindah ke depan Raja. Dia berjalan mundur karena ingin melihat wajah Raja. Mereka saling tersenyum satu sama lain. 

Raja : Kau sungguh menakjubkan. Jung tersipu malu, tapi Raja menunjuk jepit rambut Jung. 

Raja : Kau yang menceramahiku tentang harganya yang setara dengan beberapa porsi makanan para perajin

Jung : Ambillah kembali. 

Raja : Omong kosong. Kau pantas memakainya. 

Jung : Pungmulnori sedang dipentaskan di pasar. Kita akan melewatkannya jika tak bergegas. Kau tak akan percaya betapa… 

Jung terkejut karena dia menjatuhkan sesuatu. Raja tanya ada apa. Jung : Ini barang yang berharga. Raja : Kalau begitu, aku saja. 

Jung : Tidak, Tuan. Aku punya ide. Bisa pegang tanganku? Raja pun memegang tangan Jung. Sementara Jung berusaha mengambil barangnya yang jatuh dengan tangannya yang satu lagi. Tapi sangat susah mengambilnya. 

Jung : Bisa ulurkan tanganmu sedikit lagi? Raja : Sudah dapat? Jung : Masih belum. Raja : Kenapa kau bersikeras mengambil… Jung : Jangan banyak bicara, tolong ulurkan tanganmu lagi. Jung akhirnya berhasil mengambil barangnya yang jatuh

Dia membuka kotaknya. Isinya sebuah kipas. 

Raja : Apa nilainya sangat tinggi? Jung memberi kipasnya ke Raja. 

Jung : Tuan, aku yakin belum pernah memberimu kipas. Raja senang melihatnya, tapi saat melihat tangan Jung sedikit terluka, senyum Raja langsung menghilang. Jung salah paham. Dia pikir Raja tak suka hadiahnya. 

Jung : Anda tak suka? Aku belum terlalu mahir. Raja tersenyum lagi, ini indah. Jung : Aku juga memasukkan puisi. 

Raja membuka kipasnya. Dia tertegun membaca puisi yang ditulis Jung di kipas. 

Jung : Anak haram antara bambu dan kertas adalah angin yang bersih Jung bilang itu salah satu puisi lama yang menarik perhatiannya. 

Jung : Maukah kau menerimanya? Tapi tiba-tiba, Raja menyadari kehadiran seseorang. 

Raja : Sebaiknya kita sudahi malam ini

Raja langsung pergi dan berhenti di depan sebuah pohon. 

Raja : Tunjukkan dirimu. Sekarang juga. Dua wanita keluar dari balik pohon. 

Raja : Kau mengincarku atau nona itu? Jung datang, Tuan, ada apa? Jung kaget melihat dua wanita itu. 

Jung : Ttonggeum-ah, Hyang-ah. Jung lantas mendekati Ttonggeum dan Hyang. Jung : Sedang apa kalian di sini? 

Ttonggeum : Jangan bergerak selagi aku mengajukan beberapa pertanyaan kepada bangsawan ini. Ttonggeum dan Hyang mulai menatap Raja. 

Ttonggeum : Kulitnya tak cerah.Dia juga tak terlalu tinggi. 

Hyang : Dia tak meninggalkan kesan baik. Aku yakin kepribadiannya buruk. Ttonggeum : Apa niatmu dengan Nona? Hyang : Sebesar apa rasa sukamu kepadanya? Apa jantungmu berdebar saat memikirkannya? Jika kau membuatnya menderita…

Jung membela mereka dan menjelaskan ke Raja kalau mereka hanya ingin tahu seperti apa orang yang akan dia temui. 

Ttonggeum : Kami mau tahu… Jung menyuruh mereka berhenti. Raja tersenyum dan beranjak pergi. Hyang : Mungkin kita berlebihan. Tatapannya bisa membelah kaca. Ttonggeum : Kurasa dia bukan orang yang tepat. 

Jung : Dia orang yang tepat. Jung pun pergi mengejar Raja. Jung meminta pengertian Raja. Dia bilang, mereka hanya mencemaskannya saja. 

Raja : Cara mereka tak sopan. Mereka menguping lagi. Aku tahu kau menyelamatkan mereka, tapi jangan sampai kau terjebak dalam bahaya lagi. 

Jung : Aku berutang nyawa kepadamu, Tuan. Karena itu aku akan menjalani hidup yang membuatmu bangga. Sampai jumpa lagi tanggal 15 berikutnya. Raja beranjak pergi. 

Ttonggeum dan Hyang mau mengikuti Raja. Dia bilang mereka harus mencari tahu dimana Raja tinggal. Tapi Jung mengajak mereka makan kue beras madu

Jung, Ttonggeum dan Hyang menikmati kue beras. Ttonggeum pura-pura melamar Hyang di depan Jung. Ttonggeum menyodorkan kue beras madu ke Hyang. 

Ttonggeum : “Tuanku, aku menyukaimu. Menikahlah denganku.” Hyang makan kue yang disodorkan Ttonggeum. Ttonggeum bilang, harusnya Jung kayak gitu. 

Ttonggeum : Dengan begitu dia akan mengerti. Tak ada pria di dunia ini yang menganggap kipas sebagai tanda kasih sayang. 

Hyang : Aku yakin dia akan mati sebagai perawan. Ttonggeum : Tapi Nona, cendekiawan itu tampak kasar dan menakutkan. Kau benarbenar suka pria seperti dia? Kau bilang dia tak memberi tahu tempat tinggal dan pekerjaannya. Dia pasti tahu perasaanmu, dan aku kesal karena dia tak membahas pernikahan. 

Jung : Kehidupannya tak stabil, dia diburu. Aku ragu dia bahkan memikirkan pernikahan. 

Ttonggeum : Itu dia. Kenapa dia diburu? Kejahatan apa yang dia lakukan? Hyang : Benar sekali. Jung : Hyang-ah, sudah menyelidiki tamu di rumah Anggota Dewan Kiri?

Hyang : Tak ada yang boleh berada di dekatnya. Tamunya pasti seseorang yang penting. Jung : Beri tahu aku hasilnya. Ttonggeum-ah, bagaimana keadaan Menteri Perang? 

Ttonggeum : Setiap tahun, keluarganya membeli 3 sampai 4 kotak bambu. Jung : Boleh aku berkunjung? 

Ttonggeum : Aku sudah mengatakan hal baik. Nona Yeon Hee menyebabkan masalah, jadi, mungkin mereka tak membeli kotak lagi. Jung : Masalah apa? 

Comments

Popular posts from this blog

Penghargaan Intrinsik dan Ekstrinsik

Penghargaan Intrinsik dan Ekstrinsik Penghargaan Intrinsik diartikan sebagai penghargaan yang didapatkan bisa melalui pribadi itu sendiri oleh seseorang. Hal ini bisa membuat perasaan puasa tau bisa juga sebagai terima kasih dan perasaan yang begitu bangga dengan pekerjaan yang telah dilakukan dengan tepat oleh karyawan. Kemudian penghargaan Ekstrinsik ialah  penghargaan yang ditimbulkan dari luar orang tersebut, contohnya salah seorang karyawan yang mendapat pujian dari atasannya. penghargaan Intrinsik maupun ekstrinsik sama-sama mempunyai nilai tersendiri. Penghargaan Ekstrinsik Penghargaan Finansial : Gaji dan Upah Uang merupakan penghargaan ekstrinsik yang utama. Ini merupakan tantangan yang sulit bagi manajer. Lain halnya apabila seroang karyawan dapat melihat hubungan antara kinerja dan kenaikan yang diberikan, uang tidak akan menjadi motivator yang kuat. Beberapa perusahaan menggunakan berbagai strategi cara dalam merencakan insentif agar bisa memotivasi karyawannya. Seroang ah

20 Easy Home Decor Ideas That Will Instantly Transform Your Space

  If your home is due for a design update but you have a limited budget and even less time, you're in the right place. We thought of 20 home décor ideas to help you start. With something as simple as an accent wall, colorful light bulb, or new throw pillow (or forty seven other home décor ideas if those aren't up your redecorating alley), your entire space can feel fresh, on-trend but timeless, and refined. You can tackle each of these decorating ideas in one day, even though the results will look like it took way longer to pull off.   Set Up a Cozy Reading Spot Heidi Caillier Design No designated reading nook? No problem. If your home doesn't have any leftover real estate to convert into a reading nook, design your formal living room to serve double duty as a cozy lounge area. Here, Heidi Caillier strategically chose furniture with fabrics and shapes that are both so

Understanding and Managing Individual Behavior - how to focus and goals of organizational behavio

  Focus of Organizational Behavior Based predominantly on contributions from psychologists, this area includes such topics as attitudes, personality, perception, learning, and motivation. Second, OB is concerned with group behavior, which includes norms, roles, team building, leadership, and conict. Our knowledge about groups comes basically from the work of sociologists and social psychologists. Finally, OB also looks at organizational aspects including structure, culture, and human resource policies and practices. We’ve addressed group and organizational aspects in previous chapters. In this chapter, we’ll look at individual behavior. Goals of Organizational Behavior The goals of OB are to explain, predict, and influence behavior. Managers need to be able to explain why employees engage in some behaviors rather than others, predict how employees will respond to various actions and decisions, and influence how employees behave. The cognitive component refers to the beliefs, opinions,