analisa Jurnal porter's strategis in japan - Jepang mengalami penurunan ekonomi, saham yang menurun, peningkatan pengangguran dan pemutusan hubungan Kerja
Abstrak
Pada akhir dekade 1980-an, Jepang mengalami penurunan ekonomi, saham yang
menurun, peningkatan pengangguran dan pemutusan hubungan Kerja Tanpa ada
perubahan, dalam kurun waktu 2006-2020, pertumbuhan ekonomi diprediksi hanya
0,8%. Kondisi ekonomi menurun salah satunya dikarenakan karena kurang tepatnya
strategi bisnis yang diterapkan di Jepang (Porter dan Takeuchi, 1999). Artikel
ini membahas tentang penerapan strategi Porter di Jepang dengan modifikasi
sehingga berhasil diterapkan sesuai kultur budaya Jepang.
Strategi bisnis di Jepang mengacu pada Total Quality Management, dengan
melakukan pengurangan biaya secara terus menerus dengan meningkatkan proses dan
mengurangi bahan yang tidak terpakai. Jepang mengalami resesi ekonomi lebih
dari 2 dekade karena kurangnya penerapan strategi bisnis (Porter dan Takeuchi,
1999). Penerapan “Porter Prize” oleh Kementerian Ekonomi Perdagangan dan
industri Jepang, yaitu hadiah bagi perusahaan Jepang yang mampu mencapai dan
mempertahankan profitabilitas unggul dengan menerapkan strategi yang unik
berdasarkan inovasi dalam produk, proses dan teknik manajemen.
A.
Latar
Belakang
Pada dasarnya Strategi Bisnis di Jepang mengacu pada Total
Quality Management , dengan melakukan pengurangan biaya terus-menerus dengan
meningkatkan proses dan mengurangi hal yang tidak perlu. Selama hampir dua
dekade terakhir para manajer di Jepang telah kehilangan kepercayaan pada sistem
perekonomiannya, dan mereka mulai mencari cara untuk membawa perubahan pada
perusahaan dan kemajuan ekonomi. Porter dan Takeuchi (1999) mengatakan bahwa
penyebab resesi ekonomi di Jepang sebagian besar adalah karena kurangnya strategi
bisnis dari perusahaan-perusahaan di Jepang. Menteri Ekonomi Perdagangan dan
Industri Jepang memberikan Porter Prize bagi perusahaan Jepang yang mampu
mencapai dan mempertahankan profitabilitas unggul dengan menerapkan strategi
yang unik berdasarkan inovasi dalam produk, proses, dan teknik manajemen.
B.
Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menentukan
sejauh mana hasil yang diperoleh perusahaan-perusahaan Jepang yang menggunakan
strategi bisnis generik Porter, dan kemudian membandingkan kegunaan strategi
Porter di Jepang dengan strategi yang diterapkan di Amerika Serikat. Sampel
adalah lebih dari 300 manajer di Amerika dan Jepang. Pertanyaan seputar pada
penerapan strategi Porter misalnya pengurangan biaya, peningkatan layanan pelanggan,
efisiensi operasional, kualitas kontrol, pengawasan personil, menargetkan pasar
ceruk, dan penyediaan produk/jasa khusus. Tanggapan dianalisis secara statistik
menggunakan pendekatan yang dikenal sebagai analisis faktor untuk menentukan
jenis strategi yang sedang dipraktekkan oleh organisasi. (Hasilnya dapat
dilihat pada Tabel II).
Pada awalnya Hasil
penemuan menunjukkan bahwa perusahaan di Jepang terjebak pada strategi Total
Quality Management (TQM) dengan berbasis pada minimalisasi biaya, manajemen
rantai pasokan (Supply Chain Management), dan Training Oriented, namun
penelitian lebih lanjut menunjukkan kalau hal tersebut merupakan transisi
menuju penerapan strategi Porter. Dalam pembahasan penelitian akan diberikan
contoh ilustrasi penggunaan strategi oleh organisasi Jepang yang dapat membantu
para training manager, konsultan, dan pembuat kebijakan nasional agar lebih
jelas memahami implikasi dari penelitian ini untuk mempraktekkan strategi dan
kebijakan ekonomi nasional.
A.
Kepemimpinan
Biaya
Strategi umum
kepemimpinan biaya Porter berfokus pada perolehan keunggulan kompetitif dengan memiliki
biaya dan struktur biaya terendah di industri. Untuk mencapai keunggulan
berbiaya rendah, organisasi harus memiliki pola pikir kepemimpinan berbiaya
rendah, manufaktur berbiaya rendah dengan distribusi dan pengisian ulang yang
cepat, dan tenaga kerja yang berkomitmen pada strategi berbiaya rendah.
Organisasi harus bersedia menghentikan aktivitas apa pun di mana mereka tidak memiliki
keunggulan biaya dan dapat melakukan outsourcing aktivitas ke organisasi lain
yang memiliki keunggulan biaya. Ada banyak cara organisasi mencapai
kepemimpinan biaya termasuk produksi
massal,
distribusi massal, skala ekonomi, teknologi, desain produk, biaya input,
pemanfaatan kapasitas sumber daya, dan akses ke bahan baku.
Jepang menggunakan strategi ini secara ekstensif. Sebanyak
41,4 persen perusahaan di Jepang menggunakan strategi Cost Leadership. Taiyo
Yakuhin, sebuah perusahaan obat generik terkemuka di Jepang sebagai perusahaan
manufaktur pertama yang menggunakan low cost strategy. Taiyo Yakuhin menerapkan
beberapa taktik seperti; mempekerjakan sepertiga jumlah karyawan dibandingkan
dengan pesaing terdekat mereka maupun produsen lainnya. Taiyo juga
mempekerjakan paruh waktu untuk teknisi laboratorium dibagian Research and
Development. Kunci lain sehingga Taiyo mampu mempertahankan Cost Leadership
yaitu kemampuan mereka untuk mengatur lebih dari 200 perusahaan grosir kecil
menengah untuk bertindak sebagai agen penjualan. Manfaat yang diperoleh
perusahaan grosir sebagai agen penjualan:
1.
One-stop shopping di Taiyo karena mereka
menawarkan 415 produk.
2.
Taiyo setuju untuk mentransfer kepemilikan
produk hanya setelah mereka dijual ke rumah sakit - menghilangkan biaya
pengangkutan yang sangat besar bagi perusahaan grosir.
Penjualan Taiyo Yakuhin
meningkat menjadi dua kali lipat dalam lima tahun. Taiyo Yakuhin memenangkan
Porter Prize pada tahun 2005 untuk implementasi yang luar biasa dari strategi
Porter
B.
Product
differentiation
Saat ini menggunakan strategi diferensiasi, perusahaan dapat
memfokuskan pada penyediaan produk atau jasa yang unik, yaitu; - membuat
penawaran berbeda dari pesaingnya. - menetapkan harga premium untuk meraup
pangsa pasar. Strategi diferensiasi diimpelementasikan secara efektif ketika
bisnis memberikan nilai unik atau unggul kepada pelanggan melalui kualitas
produk, fitur, dan layanan. Jepang jarang menggunakan strategi ini, hanya 7,6
persen dari perusahaan yang disurvei memiliki strategi yang menyerupai strategi
diferensisai porter.
Horiba mesin pengukur instrumen dan divisi sistem yang
dikenal sebagai divisi mesin.produk utama divisi mesin adalah : Analisi gas
buang. Analisa ini unik karena horiba
mematuhi peraturan udara bersih sedang pesaing mereka tidak. Produk ini juga
diperlukan untuk mobil yang mengembangkan hibrida hemat bahan bakar dan mesin
diesel. Horiba adalah contoh sebuah perusahaan jepang menggunakan strategi
diferensiasi untuk mendapatkan keuntungan kompetitif. Dengan membuat analisis
gas buang selama 40 tahun terakhir, Horiba telah menjadi pemimpin pasar.
C.
Focus
– low cost vs Supply chain strategy
Strategi fokus didasarkan pada mengadopsi lingkup industri
kompetitif yang lebih sempit yang mungkin telah diabaikansebuah perusahaan
besar. Strategi fokus menargetkanp ada pangsa pasar yang berkembang dengan cara
beroperasi pada pasar yang lebih sempit atau segmen ceruk secara lebih efektif
dibandingkan pesaing yang lebih besar. Strateegy Fokus memungkinkan perusahaan
untuk mengarahkan sumber dayanya pada kegiatan nilai rantai tertentu untuk
mendapatkan keuntungan. Suatu organisasi juga dapat memilih strategi kombinasi
dengan mencampur salah satu strategi generik low-costatau strategi diferensiasi
dengan strategi fokus. Misalnya, sebuah perusahaan dapat memilih untuk memiliki
strategi fokus-cost leadership atau strategi fokus-diferensiasi.
Disaat Jepang tidak menerima strategi generik Porter versi
ini, mereka memiliki strategi yang sama meskipun berbasis pada masa lalu,
sebenarnya bisa dianggap sebagai jenis strategi fokus. mengelola rantai pasokan melalui taktik
penting termasuk hubungan pemasok jangka panjang, minimalisasi persediaan, dan
menyediakan pemasok dengan jadwal pesanan stabil yang dapat diprediksi, dan
permintaan biasa. Sementara strategi rantai pasokan merupakan upaya Jepang
untuk bergerak ke arah pengadopsian dari strategi fokus-biaya rendah sebagai
tujuan utama dari kolaborasi rantai suplai adalah untuk mengurangi biaya
logistik, biaya produksi dan distribusi, meminimalkan bahan baku, dan
meminimalkan proses pekerjaan, dan persediaan barang jadi. Pada lingkungan
fokus atau niche, strategi rantai pasokan dapat menurunkan biaya di bawah
pesaing lain melalui berbagi pengetahuan kolaboratif, sehingga menciptakan
keuntungan pasar.
Toyota adalah contoh terbaik dari sebuah perusahaan yang
menerapkan strategi rantai pasokan. The ''Toyota Way'' adalah sistem perbaikan
secara terus-menerus antara pemasok dan dealer mereka. 'Pemikiran berdasarkan
Toyota Way adalah kerja sama tim dengan pemasok, kerja sama tim ini akan
menjadi hubungan jangka panjang. Harga hanya satu elemen. Kepercayaan adalah
elemen yang lebih penting. Toyota berusaha untuk membangun hubungan dengan
pemasok berdasarkan kepercayaan.
D. Focus
Differentiation Vs Training Strategies
Dalam penelitian mereka tentang perbedaan antara AS dan
jepang dalam pendekatan manajemen berpendapat bahwa perusahaan perusahaan
jepang berinvestasi lebih banyak dalam pelatihan karyawan. Foku strategi
diferensiasi memiliki produk unik yang berkualitas untuk ditawarkan kepada
segmen pasar. Kualitas produk dan layanan dapat menimbulkan harga premium dari
konsumen, dan dengan demikian dianggap sebagai diferensiasi produk, khususnya
di segmen pasar yang kecil.
Contoh kasus :
Bear Company menyediakan layanan pembantu kepada keluarga
Jepang yang sibuk (Inada, 2007). Untuk membuat perusahaan ini sukses, pendiri
bersama, Yuki Takahashi, harus menentang cara berpikir tradisional Jepang yang
menolak mempekerjakan orang lain untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. Dalam
pikiran orang Jepang, pelayan hanya untuk orang kaya. Karena para wanita
bekerja, maka outsourcing pekerjaan rumah tangga telah menjadi alternatif yang
realistis untuk beberapa keluarga Jepang. Bear Company mengambil keuntungan
dari kesempatan yang unik ini dengan menawarkan layanan khusus mereka.
penjualan Bears Company untuk tahun fiskal 2006, dua kali lipat menjadi 300
juta yen dari tahun sebelumnya. Fokus Bear Company pada pelatihan telah
menghasilkan layanan yang berbeda.
Kesimpulan
Artikel ini merupakan upaya untuk mengidentifikasi strategi
yang saat ini digunakan perusahaan Jepang dan sejauh mana manajemen Jepang
menggunakan strategi ini dalam perkembangan seperti halnya Porter Prize. Para
Manager di Jepang mulai mengadopsi gaya manajemen Porter dengan hasil sukses
yang lebih besar. Perusahaan-perusahaan
Jepang bisa meningkatkan penggunaan strategi diferensiasi dengan menciptakan
produk dan layanan pelanggan dari segmen pasar high-end akan bersedia untuk
membeli. Selain itu, organisasi Jepang bisa mulai menginvestasikan lebih banyak
uang dalam penelitian dan pengembangan baru berfokus pada menciptakan barang dan
proses baru, daripada meningkatkan produk dan layanan yang ada. Manajer modern
harus mulai berpikir lebih global dalam hal persaingan dan mereka harus
merangkul pengambilan keputusan strategis untuk tingkat yang lebih besar dari
yang mereka miliki sebelumnya.
Implikasi
Dari penelitian ini diberikan gambaran mengenai
strategi dalam menghadapi persaingan, pada artikel ini diberikan sampel yang
diambil sebanyak 300 manajer dari perusahaan jepang dan amerika, berdasarkan
penelitian ini dijelaskan bahwa di jepang yang notabene negara maju lebih
banyak menggunakan strategi kepemimpinan biaya. Ini bisa menjadi sebuah
cerminan bagi para manajer Ketika banyak perusahaan yang memainkan harga.
Selain itu para manajer juga harus bisa membuat formulasi strategi dengan kombinasi
dari beberapa stragei porter.
Comments
Post a Comment