Pemasaran
online atau e-marketing merupakan komponen dari e-commerce yang berfokus kepada
pelaku pasar. Pemasaran online adalah proses strategi dalam membuat,
mendistribusikan, mempromosikan, dan memberikan harga serta pelayanan yang baik
kepada target market melalui internet atau media digital. Terdapat empat
saluran dalam pemasaran online :
1.
Website perusahaan. Terdapat dua tipe website perusahaan, pertama corporate
wesbite tujuannya untuk meningkatkan visibilitas, promosi produk/jasa, serta
memberikan informasi kepada pihak lain yang memiliki ketertarikan terhadap
produk/jasa perusahaan. Kedua, marketing wesbite tujuannya adalah untuk
meningkatkan pembelian yang dilakukan oleh pengunjung website.
2.
Iklan pada website lain. Selain menggunakan website perusahaan untuk menarik
konsumen melakukan pembelian, para pelaku online juga melakukan pemasangan
iklan pada website lainnya yang memiliki prospektif bagi konsumen untuk
memperluas jangkauannya.
3.
Komunitas online bertujuan untuk memfasilitasi pengunjung website dalam berbagi
kesamaan ketertarikan. Komunitas ini akan dapat dipergunakan untuk tujuan
komersialisasi ataupun tujuan lainnya.
4.
Link pemasaran interaktif lainnya. Terdapat berbagai macam sarana interaktif
canggih yang digunakan oleh para pelaku pasar dengan tujuan untuk menjangkau
segmen market yang telah ditargetkan.
Ada
lima keuntungan dari pemasaran online yaitu :
1.
Target calon pelanggan yang spesifik. Ketika memulai melakukan pemasaran di
media online seperti menggunakan facebook, menggunakan blog atau twitter, kita
dapat menargetkan siapa calon pelanggan yang akan dituju. Jasa periklanan
seperti Google Adword dan Facebook Ads dapat menargetkan calon pelanggan dengan
kriteria yang diinginkan seperti wilayah, minat, umur, pekerjaan dan
sebagainya, sehingga tidak akan membuang uang secara sia-sia untuk target yang
tidak sejalan seperti yang dilakukan pada media offline seperti majalah dan
surat kabar.
2.
Biaya yang lebih murah untuk memulai pemasaran online, tidak perlu mengeluarkan
biaya yang besar. Tidak seperti media offline yang menghabiskan banyak uang untuk
membuat poster dan spanduk atau beriklan di koran dan majalah tertentu. Media
online memiliki biaya yang jauh lebih murah. Kebanyakan media online
mengijinkan perusahaan untuk memilih apakah membayar hanya jika iklan diklik,
atau membayar hanya jika terjadi transaksi dan membayar berdasarkan orang yang
melihat iklan anda.
3.
Menghitung dengan mudah pada tingkat konversi. Tingkat konversi iklan sangat
dibutuhkan dalam menghitung kemajuan usaha tersebut. Jika iklan tidak
membuahkan hasil, tidak ada gunanya untuk melanjutkanya. Hal inilah yang ada di
media online yang memungkinkan untuk dapat melihat dan mengetahui siapa saja
yang membeli produk kita karena iklan yang kita jalankan. Jika beriklan di
media offline seperti surat kabar, dan menyebar poster di jalanan, akan
kesulitan mengetahui apakah pembeli yang datang dikarenakan iklan di surat
kabar, poster atau justru karena berita dari temannya. Media oline menyediakan
platfrom untuk melacak iklan yang ditampilkan. Berbagai alat analisa mutahir
kekinian dapat digunakan secara gratis.
4.
Membangun komunitas. Adanya media online dapat membantu perusahaan dalam
membangun komunitas. Dimanapun para pelanggan berada mereka akan selalu
terhubung dengan berbagai informasi perusahaan seperti produk terbaru, diskon yang
ditawarkan dan sebagainya. Kemudahan itu dapat dibangun secara gratis dengan
berbagai fitur yang tersedia di internet seperti facebook page, twitter,
linkedin dan yahoo grup.
5.
Memungkinkan untuk bertransaksi tanpa bertemu dimanapun berada. Banyak orang
yang tidak suka untuk datang secara langsung ke toko. Dengan bantuan media
online, bertransaksi dengan pembeli dapat dilakukan tanpa perlu bertemu.
Muculnya berbagai toko online gratis seperti seperti tokobagus.com,
bakalapak.com dapat memberikan kemudahan untuk membuka toko tanpa biaya, tanpa
tempat dan siap digunakan dalam waktu yang cepat dan tepat.
Selain
kelebihan tentu saja pemasaran online memiliki berbagai kekurangannya,
diantaranya:
1.
Resistensi membeli secara online. Bagi masyarakat awam yang belum pernah
bertransaksi secara online, akan merasa janggal ketika harus bertransaksi tanpa
bertatap muka atau melihat penjual dan barang yang ditawarkan. Belum lagi
ketakutan bila pembayaran tidak terkirim atau tidak diterima atau barang tidak dikirim,
atau bahkan barang dikirim tetapi tidak diterima, barang yang diterima
rusak/cacat. 2. Sistem pembayaran. Salah satu penyebab resistensi membeli atau
berbelanja secara online, karena rumitnya sistem pembayaran untuk transaksi
online. Banyak orang meragukan transaksi dengan pembayaran ke rekening langsung
melalui transfer bank, karena takut adanya penipuan. Metode yang sering
dilakukan, menggunakankartu kredit. Sayangnya, banyaknya penipuan kartu kredit
di Indonesia untuk transaksi online, menyebabkan pembayaran kartu kredit di
Indonesia ditolak. Metode lainnya, dengan uang elektronik atau dompet
elektronik. Tapi, tak semua orang familiar dengan metode ini, dan dirasa amat
merepotkan dan menakutkan.
3.
Pasar seluruh dunia tapi terbatas pada pengguna internet (muda). Di Indonesia,
jika hanya ingin memasarkan relatif anak muda. Orang tua usia di atas 45 tahun
hanya sedikit yang menggunakan internet sebagai media transaksi (kecuali
sebagian untuk transaksi perbankan). Sehingga, bila barang yang dipasarkan menargetkan
kalangan atas dengan usia lebih “matang”, kemungkinan akan lebih memilih
transaksi secara konvensional. Dian Sarastuti, (2017).
Comments
Post a Comment