1. Beberapa
filsuf menganggap pondasi etis dari badan legislatif bersifat utilitarianisme,
sedangkan pondasi etis dari badan yudikatif bersifat deontologis. Jelaskan
pendapat tersebut? Jika anda sebagai manajer bagaimana anda akan membangun
pondasi etika bisnis dalam organisasi?
Badan legislatif bersifat
utilitarianisme
Utilitarianisme
merupakan pandangan penting mengenai penggunaan yang sah atas paksaan dan batas
legitimasi pada kebebasan pribadi. Utilitarianisme memiliki beberapa bentuk,
tetapi gagasan utama untuk itu adalah yang paling umum dan bentuk tradisional
atas tindakannya dan institusinya harus dinilai semata-mata atas pengaruhnya
pada kesejahteraan manusia, dimana kesejahteraan individu dipahami terkait
dengan kenyataan mengenai kepentingan individu, keinginan dan kebutuhan, maka
dari itu Lembaga legislatif sangat memperhatikan tingkat penggunaan, seperti
contohnya dalam membuat kebijakan bantuan, hal tersebut harus benar benar
bermanfaat bagi masyarakat yang tujuannya untuk kemakmuran rakyat.
Tetapi
ada kalanya kebijakan yang telah di buat oleh pemerintah dari pihak eksekutif
tidak sejalan dengan prinsip utilitarianisme. Jadi, konsepnya meletakkan
kemanfaatan sebagai tujuan utama hukum. Ukurannya adalah kebahagian yang
sebesar-besarnya bagi sebanyak-banyaknya orang. Penilaian baik-buruk, adil atau
tidaknya hukum ini sangat tergantung apakah hukum mampu memberikan kebahagian
kepada manusia atau tidak. Kemanfaatan diartikan sama sebagai kebahagiaan.
Badan yudikatif bersifat
deontologis
Deontologis
merupakan cara berfikir etis yang mendasarkan diri pada hukum, prinsip, atau
norma objektif yang dianggap harus berlaku dalam situasi dan kondisi apa pun.
Suatu tindakan yang dapat dikategorikan dalam etika deontologis adalah
melaksanakan kewajiban terhadap tugas dan fungsi yang didasarkan pada hukum dan
norma sosial yang dipergunakan, maka dari itu badan yudikatif bersifat
deontologis karena untuk dapat mencapai suatu etika yang mengandung kebenaran,
kebaikan dan ketepatan diperlukan upaya yang sangat keras dan mungkin sulit
untuk diwujudkan. Selalu berusaha dan mengarah kepada pencapaian yang baik,
benar dan tepat dalam situasi dan kondisi apa pun dan berusaha untuk mengurangi
tindakan yang merugikan semua pihak merupakan sebuah pedoman dalam melakukan Tindakan,
dengan mengacu pada teori deontologis diharapkan badan yudikatif dapat menjalan
fungisnya dengan baik.
Membangun pondasi etika bisnis dalam
organisasi
Bisnis dan Latar Belakang Moral
Bisnis yang akan
saya jalanakan harus dijalankan sesuai dengan aturan moral yang ada, serta bisnis
harus dikelola secara etis dan bertanggungjawab, sebagai contoh Ketika karyawan
dari perusahaan saya telah melakukan kesalahan kepada masyarakat, maka dari itu
kami akan menyelesaikan dengan baik sampai tuntas. Bisnis yang dijalankan dengan penuh tanggung
jawab agar semua pihak mendapatkan kemanfaatan yang merata.
Bisnis demi bisnis
Tujuan utama bisnis adalah profit namun
dengan tetap memperhatikan etika perilaku yang etis
Bisnis dan hukum
Mengendalikan perilaku dunia bisnis
melalui peraturan pemerintah
Nilai-nilai bisnis
Di dalam
perusahaan yang saya bina semua karyawan harus memiliki integritas, loyalitas,
Kerjasama yang bagus agar terhindar dari pelanggaran etika.
Kemudian cara
membangun pondasi etika bisnis yang baik menggunakan beberapa pinsip
diantaranya:
Prinsip
Keindahan Prinsip ini mendasari segala sesuatu yang mencakup
penikmatan rasa senang terhadap keindahan.
Prinsip
Persamaan
Setiap manusia
pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawabyang sama, sehingga muncul
tuntutan terhadap persamaan hak antaralaki-laki dan perempuan, persamaan ras,
serta persamaan dalamberbagai bidang lainnya. Prinsip ini melandasi perilaku yang
tidak diskrminatif atas dasar apapun.
Prinsip
Kebaikan
Prinsip ini
mendasari perilaku individu untuk selalu berupaya berbuatkebaikan dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
Prinsip
Keadilan
Pengertian
keadilan adalah kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada
setiap orang apa yang semestinya merekaperoleh.
Prinsip
Kebebasan
Kebebasan dapat
diartikan sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak
bertindak sesuai dengan pilihannya sendiri.
2. Dalam
situasi pandemic covid 19, banyak mengubah cara berbisnis. Kegiatan organisasi
banyak menggunakan sistem teknologi informasi. Teknologi informasi yang sangat
cepat akan mendeskrupsi pekerjaan. Pekerjaan yang manual dan konvensional akan
tergantikan secara online. Jika anda sebagai manajer di Perusahaan atau
Instansi pemerintah, kebijakan apa yang akan anda lakukan, terutama bidang SDM
atau tenaga kerja yang berhubungan dengan etika dan hak tenaga kerja?
Hak tenaga Kerja aadalah
mendapatkan kompensasi sesuai dengan yang telah di sepakati kemudian karyawan
merupakan suatu asset yang berharga, tetapi pada kondisi pandemic sekarang ini
saya akan mengunakan strategi bertahan, agar perusahaan saya tidak bangkrut. saya akan melakukan beberapa kebijakan agar
para karyawan masih tetap bisa bekerja. Diantaranya:
Apabila memungkin untuk
WFH, saya akan mengunakan kebijakan ini agar beban perusahaan tidak membengkak dengan
catatan akan mengurangi besaran gaji akan tetapi fasilitas untuk WFH disediakan
oleh kantor, harapannya karyawan yang tadinya ada anggaran untuk beli bensin
bisa digunakan untuk keperluan lainnya. Pada saat pemotongna gaji kami akan
menggunakan dasar UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan agar kedua belah
pihak tidak ada yang dirugikan.
Mengubah cara Kerja, pada
divisi marketing saya akan membagi tim sales offline dan online, dengan
memanfaatkan teknologi informasi yang bisa menghemat biaya serta bisa lebih
banyak menjangkau masyarakat luas, saya yakin pengenalan produk bisa cepat
menyasar kepada masyakarat, maka dari itu digital marketing memegang peranan
penting. Di samping karyawan mendapat skill tambahan mereka juga bisa
mengkekspolarsi bisnis digital serta memaksimalkan gadget mereka serta
fasilitas dari kantor yagn diberikan diharapkan bisa membantu meningkatkan
penjualan. Dengan digital marketing kita bisa memperoleh data, data ini bisa
digunakan dalam pengembangan usaha, misalnya surveri kepuasan produk atau juga
bisa digunakan untuk promosi tertarget . sehingga dari sisi etika dan hak
karyawan tidak akan terjadi masalah karena karyawan masih bisa bekerja.
Perubahan jam kerja
Dalam hal ini ketika
respon pasar mengalami penurunan saya akan memberlakukan 2 shift, harapannya
dengan berlakunya 2 shift dapat menutup beban perusahaan,
3. Seandainya
saudara dihadapkan pada situasi dilemma etis (sebutkan dua situasi), ada
beberapa teori yang dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan situasi
tersebut. Gunakan pendekatan teori-teori yang dimaksud, untuk menyelesaikan
situasi yang anda sebutkan!
Kejujuran dan integritas
Teori etika deontology.
Yang mengutamakan kesesuaian perilaku atau tindakan dengan pemenuhan kewajiban.
Sebagai ilustrasi dari perilaku karyawan yang rajin ke kantor, mempunyai
loyalitas yang tinggi dan sebelumnya dia tidak pernah mempunyai catatan kriminal,
akan tetapai pada suatu Ketika dia melakukan rekayasa keuangn proyek hal ini
mencerminkan dia tidak berprilaku jujur, Padahal perusahaan telah melakukan
kewajibannya dengan memberikan hak-hak karyawan seperti gaji, jamsostek, dan
uang lembur. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa karyawan tersebut telah
menghianati perusahaan , sehingga dirinya bertindak semaunya sendiri tanpa
mengindahkan peraturan dan kepentingan perusahaan. Pada akhirnya perusahaan dan
klien pun juga bisa mengalami kerugian. Hal inilah yang dinilai tidak sesuai
dengan unsur utama dari teori etika deontology. Pada kasus ini saya
sebagai manajer akan tetap menegur karyawan tersebut apabila kerugian
perusahaan masih bisa ditoleransi saya akan memberikan peringan yang sepadan
dengan tingkat kesalahan karyawan tersebut.
4. Berilah
penjelasan:
a. Bagaimana
pandangan deontologi dan utilitarian dalam mengelola keragaman (diversity
management) suatu organisasi?
Dalam teori etika
deontology yang menyatakan bahwa yang menjadi dasar bagi baik buruknya suatu
perbuatan adalah kewajiban seseorang untuk berbuat baik kepada sesama manusia,
sedangkan pada utilitarianisme etika normatif yang menyatakan bahwa suatu
tindakan yang patut adalah yang memaksimalkan penggunaan.
Dari kedua teori inilah diharapkan antara individu dengan individu lainya akan
melakukan kerjasama walaupun mereka berbeda, pada satu sisi orang yang lamban
bekerja karena tidak bisa menggunakan computer akan diajarkan oleh individu
yang paham mengenai computer ini bisa dikatakan individu tersebut bermanfaat (utilitarianisme).
Kemudian inividu ini mengerjakan tugasnya dengan cepat merupakan kewajiban dia
terhadap perusahaan (deontology) dalam hal bekerja karena sebelumnya
masih tidak memahami computer.
Teori deontology juga memberikan arahan kepada
semua individu untuk melakukan kewajibannya terhadap perusahaan seperti mematahui
SOP yang telah dibuat oleh perusahaan. Kemudian teori utilitarianisme memberikan
arahan kepada semua individu untuk memaksimalkan pemanfaatan fasilitas yang
diberikan oleh perusahaan agar bisa memberikan kinerja yang maksimal.
b. Isu-isu
minoritas, gender, ras, people with disabilities, gays, lesbians dan lain-lain
sering berbenturan dengan masalah equal employment opportunity dan
kebijakan tindakan afirmatif (afirmative action) sering dilakukan oleh
perusahaan. Jelaskan hal tersebut dari sudut pandang etika bisnis?
Dalam
etika bisnis kepentingan yang diutamakan adalah kepentingan kolektif dimana
kepentingan ini adalah tujuan dari bisnis yang dijalankan. Dalam etika bisnis
kesamaan gerak dan langkah dari personil sangat dibutuhkan dimana
mempertimbangkan bekerja dengan kelompok, organisasi menginginkan gerak cepat
karena untuk merespon pasar di butuhkan orang orang yang memiliki keahlian
khusus , akan tetapi pada sebagian perusahaan kadangkala memiliki keterbatasan
SDM salah satunya ada perbedaan perbedaan diantara invididu, hal ini yang menjadi perusahaaan harus membuat
kebijakan khusus walaupun pada sebagian kalangan berpendapat penerapan tindakan
afirmatif justru mendiskriminasikan. Solusi yang bisa digunakan sebelum membuat
kebijakan affirmative adalah bisa menggunakan kebijakan/manajemen kesetaraan
agar tidak berbenturan dengan etika bisnis, melalui Langkah Langkah berikut
ini:
Komitmen
Kebijakan kesetaraan
harus disusun dengan cermat dan dengan berkonsultasi dengan organisasi pekerja
atau perwakilan karyawan lain. Sifat kebijakan kesetaraan dan cara implementasinya bervariasi dari perusahaan ke
perusahaan, misalnya tergantung pada ukuran dan kebutuhan operasional
perusahaan.
Menilai
Menilai komposisi staf
dalam hal jenis kelamin, etnis dan lain-lain di berbagai jenis pekerjaan di
perusahaan, misalnya di setiap pengelompokan besar di dalam organisasi
(misalnya manajer, administrasi, karyawan terampil atau tidak terampil), masing-masing
kelompok kerja.
Memutuskan
Dalam memutuskan
kebijakan kesetaraan diperlukan komunikasi internal dengan karyawan agar tidak
ada pihak yang merasa di rugikan. Dalam hal kompensasi bisa dilakukan perbedaan,
agar orang orang dengan keterbatasan tertentu mereka bisa menyadarinya.
Menjalankan
Setelah kebijakan
kesetaraan dibuat diharapkan para karyawan bisa menyesuaikan dengan porsi
kerjanya masing masing.
Mengukur
Setelah dilakukan
manajemen kesetaraan ada baiknya diukur mengenai kinerja dari masing masing
karyawan hal ini digunakan untuk perbaikan perusahaan dalam jangka panjang agar
perbedaan ras jenis kelamin tidak menjadi masalah dalam kinerja.
Mengkomunikasikan
Memberikan feed back dari
manajemen kepada orgnisasi mengenai hasil kinerja yang telah dicapai selama
periode tertentu, agar mereka mengetahui akan hasil yang didapatkan dari
manajemen kesetaraan.
Comments
Post a Comment