A. Definisi
Enterprise Risk Management.
1. hal yang
menjadi landasan pemikiran ERM ialah
a.
Setiap organisasi/perusahaan bertujuan menyediakan nilai bagi
stakeholdersnya.
b.
Setiap perusahaan menghadapi uncertainty, dan tantangan bagi manajemen adalah
menetapkan seberapa jauh uncertainty itu dapat diterima sebagai usaha untuk
meningkatkan nilai bagi stakeholders.
c.
Uncertainty hadir bersama risiko dan opportunity, yang potensial akan
mengikis atau meningkatkan nilai.
d. kemampuan
terhadap manajemn utuk bertransaksi secara efektif dengan uncertainty dan
keterkaitannya dengan risk dan opportunity, meningkatkan kapasitas untuk
membangun nilai.
e.
ERM adalah suatu proses yang terus mengalir dalam suatu perusahaan
f.
ERM dibuat oleh orang-orang yang berada di setiap level organisasi
g.
ERM diaplikasikan pada saat penetapan strategi
h.
ERM diterapkan secara menyeluruh, di setiap level dan unit perusahaan.
i.
didisain agar bisa mengidentifikasi kejadian potensial yang dapat
berdampak pada perusahaan, dan mengelola risiko tersebut dalam batas risiko
yang diinginkan oleh perusahaan
j.
ERM mampu memberikan jaminan yang layak bagi manajemen dan direksi
perusahaan
k.
ERM terkait dengan pencapaian tujuan tertentu dalam satu atau beberapa
kategori yang terpisah tetapi dalam waktu yang bersamaan
Enterprise Risk
Management merupakan kerangka yang komprehensif dan integratif untuk mengelola
risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional (modal ekonomi), dan transfer
risiko dalam upaya memaksimalkan nilai perusahaan. (James Lam, 2003).
B. Integrasi ERM:
1.
Pengintegrasian organisasi risiko.
Pada tahapan ini setiap
organisasi diharuskan mempunyai divis yang mengurusi manajemen risiko yang tersentralisasi dan
bertangung jawab langsung kepada CEO dan Direksi dengan tanggung jawab menyusun
kebijakan umum untuk seluruh aktivitas pengambilan risiko.
2. Pengintegrasian
strategi transfer risiko
menggunakan sudut
pandang portfolio seluruh jenis risiko dalam suatu perusahaan (bukan pada
tingkat transaksi individual) dan merasionalkan penggunaan derivatif, asuransi,
dan produk-produk alternatif transfer risiko lainnya untuk melindungi nilai
hanya risiko residual yang tidak dikehendaki manajemen.
3.
Pengintegrasian manajemen risiko ke dalam proses bisnis perusahaan.
ERM bisa mengoptimalkan
kinerja bisnis serta dapat mendukung dan mempengaruhi keputusan-keputusan
penetapan harga, pengalokasian sumber daya, dan berbagai keputusan bisnis
lainnya.
C. Manfaat ERM
1.
Peningkatan efektivitas organisasi
Chief Risk Officer (CRO)
dan fungsi pembentukan enterprise memungkinkan adanya koordinasi dari
atas ke bawah agar berbagai fungsi bekerja secara efisien. sebuah kelompok/ tim
yang terintegrasi bukan saja dapat menangani berbagai risiko, tetapi juga
kertergantungan antar berbagai risiko
2.
Pelaporan risiko yang lebih baik
bagian atau Unit
enterprise risk bisa menetapkan prioritas, tingkat dan isi laporan risiko
yang harus disampaikan kepada manajemen senior dan direksi:
a.
Perspektif perusahaan atas kerugian agregat,
b.
Pengecualian kebijakan,
c.
Risk incidents,
d.
Eksposur penting dan
e.
Indikator peringatan dini.
f.
Laporan ini dapat berbentuk panel risiko yang mencakup informasi tepat
waktu dan ringkas mengenai risiko-risiko penting perusahaan.
g.
Tujuan pelaporan ERM pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan transparansi
di seluruh organisasi.
3.
Perbaikan kinerja bisnis
a. ERM
mendukung pengambilan keputusan penting perusahaan seperti pengalokasian modal,
pengembangan dan penetapan harga produk serta merger dan akuisisi.
b.
Perbaikan yang dapat dicapai mencakup penurunan kerugian, volatilitas
pendapatan yang lebih rendah, dan peningkatan nilai pemegang saham.
c.
Perbaikan itu merupakan hasil dari pandangan portfolio atas semua risiko,
mengelola hubungan antar risiko, modal dan profitabilitas dan
merasionalisasikan strategi pemindahan risiko.
D. Komponen ERM
1.
Corporate Governance (Mengembangkan manajemen risiko dari atas ke bawah).
Tata kelola perusahaan
memastikan agar Direksi dan Komisaris telah membuat proses organisatoris yang
tepat dan kendali perusahaan untuk mengukur dan mengelola risiko lintas
perusahaan. Dari sudut pandang perspektif Enterprise risk management, tanggung
jawab Direksi dan Komisaris perusahaan diantaranya:
a.
Mendifinisikan risk appetite, toleransi kerugian, leverage risiko terhadap
modal, dan target peringkat utang
b.
Memastikan bahwa organisasi memiliki ketrampilan manajemen risiko dan kemampuan
penyerapan risiko untuk mendukung strategi bisnisnya.
c.
Pembuatan struktur organisasi dan pendefinisian peran dan tanggung jawab manajemen
risiko, termasuk peran CRO
d.
Pembentukan budaya risiko organisasi melalui tindakan dan memperkuat komitmen
melalui insentif
e.
Pemberian kesempatan yang tepat untuk pembelajaran organisatoris, pelatihan dan
pengembangan berkelanjutan.
2.
Manajemen Lini
Manajemen lini harus
menselaraskan strategi bisnis dengan kebijakan risiko perusahaan:
a. Risiko
transaksi bisnis harus sepenuhnya dinilai dan digabungkan ke dalam penentuan
harga dan target profitabilitas dalam pelaksanaan strategi bisnis.
b.
Perkiraan kerugian dan biaya modal risiko harus disertakan dalam penentuan
harga pinjaman atau pengembalian hasil yang dibutuhkan dari proyek investasi
c. Kriteria
penerimaan risiko harus dibuat untuk memastikan agar masalah manajemen risiko telah
dipertimbangkan dalam peluang produk dan pasar baru.
Proses transaksi dan
kajian bisnis harus dikembangkan untuk memastikan berjalannya proses due
diligent yang memadai. Proses kajian secara efisien dan transparan akan
memungkinkan para manajer lini mengembangkan pemahaman yang lebih baik akan
berbagai risiko yang dapat mereka terima secara independen dan risiko yang
membutuhkan persetujuan korporat atau manajemen.
3.
Manajemen Portfolio
a.
Manajemen harus bertindak seperti “manajer investasi” dan menetapkan target
portfolio dan batas risiko untuk memastikan diversifikasi yang tepat dan return
yang optimal
b. Pengaruh
diversifikasi dari lindung nilai alami hanya dapat ditangkap sepenuhnya jika
risiko organisasi dipandang sebagai portfolio.
c. Fungsi manajemen portfolio memberikan hubungan
langsung antara manajemen risiko dengan maksimalisasi nilai pemegang saham.
4. Transfer Risiko
Untuk mengurangi risiko
yang tidak diinginkan, manajemen harus mengevaluasi derivatif, asuransi dan produk
hibrida secara konsisten dan memilih alternatif dengan biaya yang paling
efektif.
5. Analisa Risiko
a. Perkembangan analisis risiko canggih telah
mendukung kuantifikasi dan manajemen risiko kredit, risiko pasar dan risiko
operasional secara lebih konsisten.
b. Teknik yang sama yang mengijinkan pengukuran
eksposur risiko dan profitabilitas berbasis risiko dapat digunakan untuk
mengevaluasi produk pemindahan risiko seperti derivatif, asuransi dan produk
hibrida.
6. Sumber daya data dan teknologi
a. Salah satu tantangan terbesar untuk ERM adalah
kumpulan portfolio dan data pasar yang mendasari.
b. Data portfolio meliputi posisi risiko yang
tertangkap dalam sistem back office dan front office yang berbeda;
c. Data pasar termasuk harga, volatilitas dan
korelasi.
d. Selain penggabungan data, standar dan proses
harus dibuat untuk meningkatkan kualitas data yang dimasukkan ke dalam sistem
risiko
7. Manajemen Stakeholder
a. Manajemen risiko juga harus digunakan untuk
meningkatkan transparansi risiko bagi stake holder penting.
b. Tujuan yang penting bagi manajemen dalam menyampaikan laporan kepada stakeholder penting adalah jaminan bahwa strategi manajemen risiko yang tepat telah berfungsi.
1. ERM membantu organisasi mencapai tujuannya
sambil menghindari perangkap dan kejutan-kejutan
2. Nilai akan menjadi maksimum bila manajemen
menetapkan strategi dan tujuan untuk mencapai keseimbangan yang optimal antara
pertumbuhan, hasil dan risiko yang terkait, penyebaran sumber daya secara
efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan.
3. ERM membantu memastikan pelaporan yang efektif
dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan membantu menghindari
rusaknya reputasi dan konsekuensinya.
4. Bank-bank diwajibkan untuk menerapkan
manajemen risiko secara effeftif
5. Penerapan manajemen risko harus
mencakup:
a. Supervisi aktif dari dewan komisaris dan
direksi;
b. Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan
limit.
c. Kecukupan proses indentifikas, pengukuran,
pemantauan, dan pengendalian risiko dan sisstem informasi manajemen risiko; dan
d. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh
e. Sesuai dengan kentuan Bank Indonesia, Penerapan
manajemen risiko oleh bank harus sejalan dengan tujuan, kebijakan usaha, ukuran
dan kompleksitas bisnis dan kepasitas bank.
f. Penerapan manajemen risiko sangat luas…
Ketentuan Bank Indonesia tentang manajemen risiko adalah standar minimum yang
harus dipenuhi oleh sistem perbankan di Indonesia
g. Dengan ketentuan tersebut bank-bank diharapkan
mengintegrasikan suluruh kegiatannya ke dalam sistem manajemen risiko yang
akurat dan menyeluruh.
F. Penerapan ERM
Kerangka kerja ERM
terkait dengan pencapaian tujuan perusahaan, disusun dalam empat kategori:
Strategic :
Level tujuan yang tinggi, sejalan dengan dukungan atas tujuan
perusahaan
Operations : Penggunaan
sumber daya yang secara efektif dan efisien
Reporting :
Laporan data yang realistis
Complience: Sesuai
dengan kebijakan perundang-undangan yang
berlaku.
ERM terdiri dari 8
komponen yang terkait satu sama lain:
1. Lingkungan internal perusahaan
2. Penetapan tujuan perusahaan
3. Identifikasi peristiwa di internal dan external
4. Risk assessment manajemen
5. Tanggapan terhadap risiko yang terjadi
6. Kegiatan pengendalian risiko
7. Informasi dan komunikasi antar departemen
8. Pemantauan risiko
G. Tantangan dalam penerapan ERM
1. Kurangnya minat dari Direksi, Pejabat Senior dan
pejabat bisnis.
2. Gagal dalam memamerkan “quick wins” dan manfaat
yang berkesinambungan
3. Kurangnya sumber daya: SDM, sistem dan data
4. Pengukuran dan pelaporan risiko tidak efektif
dan tidak konsisten
5. Gap antar risiko yang berbeda-beda dan kesalahan
fungsi.
6. Biaya.
Solusi :
1. Dapatkan dukungan dari direksi, pejabat senior
dan pejabat bisnis dengan menggunakan creasi yang bernilai-mengidentifikasi
“quick wins”
2. SDM - profensional dan dalam jumlah yang
cukup
3. Mengembangkan kerangka kerja ERM dan rencana
penerapannya
4. Memelihara semangat
-Penerapan ERM tidak akan dicapai dalam semalam, tetapi akan melibatkan proses
yang memakan waktu beberapa tahun.
Comments
Post a Comment